Translate

Redaksi Tabuka News | 14 September 2023

Gandeng Unicef, Pemda Mimika Gelar Kick Off Wujudkan Mimika Stop Buang Air Besar Sembarangan.

Gandeng Unicef, Pemda Mimika Gelar Kick Off Wujudkan Mimika Stop Buang Air Besar Sembarangan.

Timika,Tabukanews.com

Guna mewujudkan Mimika sehat dan bebas buang air besar sembarangan, Pemda Mimika menggandeng Unicef menggelar Kick Off Papua Tengah Tangguh 2023 dalam rangka mewujudkan Kabupaten Mimika Stop Buang Air Besar Sembarangan tahun 2024.

Kegiatan dibuka secara resmi Bupati Mimika, Eltinus Omaleng yang diwakili  Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika, Reynold R. Ubra, di Hotel Horison Ultima, Kamis (14/9/2023).

Dalam pemaparannya, dijelaskan, salah satu permasalahan pembangunan kesehatan di Indonesia dan khususnya di Kabupaten Mimika adalah permasalahan kesehatan lingkungan yakni sanitasi. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas buang air besar sembarangan atau open defecation free.

Tantangan pembangunan sanitasi di Mimika adalah sosial budaya dan perilaku sebagian penduduk yang terbiasa buang air besar di sembarang tempat, khususnya ke badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

"Pemerintah terus berusaha untuk mengatasi masalah sanitasi, terutama akses penduduk terhadap jamban sehat. Karena rata-rata masyarakat di wilayah pesisir  tidak memiliki jamban dan buang air besar dilakukan  sembarangan tempat," ungkap Reynold.

Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan yang digunakan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Prinsip dari pelaksanaan STBM adalah menyediakan subsidi untuk fasilitas sanitasi dasar dengan pokok kegiatan menggali potensi yang ada di masyarakat untuk membangun sarana sanitasi sendiri dan mengembangkan solidaritas sosial, proses ini tentu memerlukan perhatian serta komitmen keseriusan dan kerja keras semua pihak, baik pemerintah Kabupaten Mimika, dan seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Mimika.

"Pada tingkat Kampung harus mengambil peran dengan membentuk tim fasilitator desa atau kader pemicu STBM untuk memfasilitasi gerakan masyarakat, sedangkan pada tingkat Distrik juga berperan dan bertanggung jawab berkoordinasi dengan pemerintah yang lain dan memberi dukungan bagi kader pemicu STBM," terangnya.

STBM diselenggarakan dengan berpedoman pada lima pilar yaitu stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang
aman, mengelola sampah dengan benar dan
mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

STBM diharapkan dapat merubah perilaku kelompok masyarakat dalam upaya memperbaiki keadaan sanitasi lingkungan mereka, sehingga tercapai kondisi open defecation free pada suatu komunitas atau kampung. Suatu kampunh dikatakan open defecation free jika 100% penduduk kampung tersebut mempunyai akses BAB di jamban sehat.

"Oleh karena itu saya menghimbau kepada seluruh OPD terkait dan seluruh elemen masyarakat di Mimika agar semakin berperan aktif dalam mewujudkan sanitasi total berbasis masyarakat sehingga apa diharapkan dilaksanakan dan tepat sasaran," tuturnya. (**)