Translate
Redaksi Tabuka News | 21 June 2024Tekan Angka Stunting di Mimika, DP3AP2KB Bentuk Bapak dan Bunda Asuh Stunting

TIMIKA, TabukaNews.com - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Mimika, gelar Aksi Konvergensi dan Koordinasi Terpadu Intervensi Penurunan Stunting, serta pengukuhan Bapak dan Bunda Asuh Stunting (BAAS) Kabupaten Mimika, di salah satu Hotel Jalan Hasanuddin Timika, Jumat (22/06).
Kegiatan Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting ini merupakan program prioritas nasional dan juga menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Mimika.
Bupati Mimika, Johannes Rettob dalam sambutannya mengatakan, berdasarkan hasil survei, sampai hari ini presentase stunting di Mimika mencapai 24,1 persen.
Sementara secara nasional, stunting di Indonesia mencapai 21 persen. Artinya hasil survei di Mimika lebih tinggi dari hasil stunting secara nasional.
Banyaknya gerakan-gerakan yang sering dilakukan namun tidak berhasil. Tahun lalu, penanganan nasional hanya mampu menurunkan 0,1 persen stunting.
"Hari ini ada strategi lain yang kita lakukan yaitu menjadikan kita sebagai Bapak/Bunda Asuh Stunting (BAAS) khusunya para OPD. Kita akan bagi per wilayah atau kita bagi per anak, dan lain-lain. Strategi ini adalah upaya untuk terus menerus berusaha agar kesehatan di Mimika ini bisa terakomidir sekaligus dengan stunting," ujar John Rettob.
Bupati John Rettob mengharapkan komitmen dari semua pihak, terutama para pimpinan OPD. Melakukan pemantauan dan evaluasi yang disebut 10 langkah pasti. 10 langkah pasti ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan secara serentak untuk menekan angka stunting.
"Jadi kita harus benar-benar serius, mendorong semua pihak baik swasta, BUMN, BUMD untuk memberi dukungan dalam program penekanan stunting ini," tambahnya.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk den Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Mimika, Hermalina Imbiri, mengatakan Bapak Bunda Asuh stunting (BAAS) yang nantinya dilantik akan melaksanakan intervensi secara mandiri dan juga melalui instansi masing-masing kepada anak-anak yang beresiko stunting dan anak stunting.
Dalam laporannya, dia menjelaskan prevalansi stunting berdasarkan hasil Survei kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 sebesar 24,7 persen dan Data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGM) tahun 2023 sebesar 10,11 % atau ditemukan 2.473 kasus stunting dari total 24.450 balita yang ditimbang.
"Melalui program BAAS ini, intervensi yang dilakukan bisa tepat sasaran," harapnya. (EWL)