Translate

Redaksi Tabuka News | 02 July 2025

Sebanyak13 Peserta Beasiswa YPMAK Dipersiapkan Jadi Calon Imam Katolik Tomohon

Sebanyak13 Peserta Beasiswa YPMAK Dipersiapkan Jadi Calon Imam Katolik Tomohon


Manado, TabukaNews.com - Sebanyak 13 orang putra asli suku Amungme dan Kamoro telah dipersiapkan menjadi calon imam Katolik melalui program beasiswa Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK). 

Mereka menjalani pendidikan di Seminari Menengah Santo Fransiskus Xaverius Kakaskasen, Tomohon, Sulawesi Utara, sejak diterima dalam program ini secara reguler pada tahun 2022.

Proses pendidikan yang dilakukan oleh YPMAK—sebagai pengelola dana mitra PT Freeport Indonesia—dirancang untuk berlangsung selama empat tahun. Dengan kurikulum yang meliputi tiga tahun setara SMA dan satu tahun pembekalan khusus, para peserta diharapkan siap untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi serta memasuki dunia pastoral.

Rektor SMA Seminari Menengah Santo Fransiskus Xaverius Kakaskasen, Pastor Albertus Imbar, menjelaskan bahwa awalnya mereka menerima 26 orang peserta, namun tiga di antaranya terpaksa keluar karena masalah kesehatan.

 "Kami berusaha memberikan pendidikan yang berkualitas, dan jika ada pilihan lain di masa depan, mereka bisa melanjutkan ke sekolah lain," ungkap Pastor Albertus dalam pertemuan dengan Ketua Pengurus dan tim monitoring dan evaluasi YPMAK.

Selama di seminari, para calon imam mendapatkan pendidikan yang tidak hanya fokus pada ilmu agama, tetapi juga keterampilan dan pengetahuan yang luas, seperti bahasa Latin, Inggris, Jepang, dan Indonesia. "Kami membanggakan adanya calon imam dari peserta beasiswa YPMAK. Ini menunjukkan bahwa dari Mimika, ada yang bersedia mengikuti panggilan untuk menjadi imam Katolik," tambahnya.

Pastor Albertus juga menjelaskan bahwa seminari tempat mereka belajar menerapkan dua kurikulum: satu mengikuti kurikulum merdeka dari pemerintah untuk tingkat SMA, dan yang lainnya adalah kurikulum khusus seminari. 

Ini bertujuan agar mereka tidak hanya siap secara akademis, tetapi juga memahami tugas pastoral dan cara melayani umat dengan baik.

"Kami tidak memaksakan mereka untuk menjadi imam setelah lulus. Jika mereka terpanggil, itu adalah keputusan dari Allah. Namun, apabila mereka memilih jalan hidup yang lain, mereka sudah memiliki bekal untuk menjalani masa depan yang lebih baik," tutup Pastor Albertus.

Dengan adanya program ini, diharapkan dapat melahirkan generasi baru yang tidak hanya terdidik secara spiritual, tetapi juga memiliki kualitas dan kemampuan yang mumpuni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Mimika,"pungkasnya. (***)