Translate
Redaksi Tabuka News | 21 February 2023Tokoh Kamoro Wanti Warga Jangan Bicara Menuduh Tanpa Bukti, Rafael : Hati-hati Kena Manipulasi Tipu Daya
Timika, Tabukanews.com - Tokoh Pemuda Kamoro, Rafael Taorekeyau, mengingatkan agar tidak sembarangan beropini tanpa didasari punya bukti-bukti yang valid ataupun tidak melakukan riset dan analisa yang kuat. Hanya sekedar ikut-ikutan saja dan berbicara banyak akan dinilai sebagai tong kosong nyaring bunyinya.
"Jangan tong kosong berbunyi nyaring, nanti lawan baca. Kelemahan kita adalah kita tidak mengetahui yang sebenarnya tapi kita banyak bicara hal tersebut. Padahal kita tidak mengetahui sama sekali, bahkan kita tidak punya bukti-bukti," ujarnya.
Hal tersebut diungkapkan Rafael melalui rekaman video yang diterima media Senin (20/02/2023) menanggapi kasus yang menimpa Plt. Bupati Mimika Johannes Rettob.
"Saya ingin menyampaikan bahwa terkait kasus yang menimpa Plt Bupati Mimika dalam hal ini Bapak Johannes Rettob yang mana dalam hal ini Bapak Plt Bupati adalah orang tua kami, kakak besar kami yang ada di kabupaten Mimika. Kami sangat bangga dengan implementasi kebijakan publik yang dilakukan beliau, karena beliau adalah orang yang sangat netral, jujur dalam melakukan implementasi kebijakan publik, dan itu sangat luar biasa," ujarnya dalam video tersebut.
Disebutkan, saat ini Plt Bupati Mimika telah menjadi objek orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan narasi yang memojokkan, menyudutkan dengan penuh manipulatif menggiring opini publik supaya seakan Plt Bupati Mimika melakukan kesalahan dan pelanggaran.
"Beliau saat ini menjadi objek oleh orang orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan mereka, mereka yang penuh dengan manipulasi, menggiring opini publik supaya orang mengetahui Plt bupati melakukan kesalahan atau pelanggaran padahal nyatanya tidak," katanya.
"Generasi Amungme dan Kamoro yang ada di tanah ini saya mau kasih tahu, siapa pun kita kalau mau ambil sikap itu harus berdasarkan bukti fisik karena semua itu ada dalam undang-undang, jangan kita salah-salah bicara kita juga harus punya riset, kita harus punya analisa yang kuat," tegasnya.
Untuk itu dalam membuat pernyataan melalui video atau media manapun agar tidak sembarangan tanpa adanya dasar yang kuat.
"Kemudian pada ujungnya orang mulai tahu bahwa itu penipuan penuh dengan manipulasi tipu daya, siapa yang kena? Kita yang kena. Hati-hati, jaga itu etika, jaga komunikasi dengan baik," tuturnya.
Menurutnya, kelemahan yang terjadi diantara semua tidak sepenuhnya mengetahui yang sebenarnya terjadi namun banyak bicara yang didahului tanpa bukti nyata.
"Jadi hati-hati dalam bercakap. Hati-hati dalam berkomunikasi. Hati-hati dalam berinteraksi antar kita, apalagi menggiring opini yang berkaitan dengan konflik tertentu, itu akan membuat konflik horizontal antar kita," tandasnya. (dzy)