Translate

Redaksi Tabuka News | 22 April 2025

Mgr Bernadus Baru, OSA, Mengajak Umat Katolik Untuk Mengikuti Teladan Paus Fransiskus Dalam Hidup Sehari-hari

Mgr Bernadus Baru, OSA, Mengajak Umat Katolik Untuk Mengikuti Teladan Paus Fransiskus Dalam Hidup Sehari-hari


TIMIKA, TabukaNews.com . Wafatnya Paus Fransiskus tidak hanya menorehkan duka mendalam bagi warga Katolik di seluruh dunia. Namun juga bagi seluruh umat Katolik Tiga Raja Timika dengan menggelarkan Misa Requiem mendoakan istirahat kekal Bapak Paus Fransiskus pada, Selasa (22/4).

Uskup Terpilih Keuskupan Timika, Mgr Bernadus Baru, OSA, mengajak umat Katolik untuk mengikuti teladan Paus Fransiskus dalam hidup sehari-hari. Ia menekankan pentingnya mengadopsi prinsip-prinsip hidup injili dan menjadi murid sejati pengikut Kristus.

Dimana ia berpesan agar seluruh umat Katolik dapat mengikuti teladan Paus Fransiskus dalam menunjukkan kasih dan pelayanan kepada sesama, dan mengambil dan menghayati ajaran Paus Fransiskus dalam kehidupan sehari-hari

"Sikap hidup, menjadi murid Kristus sejati yang militan dan berkomitmen dalam menjalankan iman, menunjukkan kasih dan pelayanan kepada sesama sebagai wujud nyata iman Katolik" katanya. 

Dengan mengikuti teladan Paus Fransiskus, umat Katolik di Keuskupan Timika dapat memperkuat iman dan meningkatkan kualitas hidup spiritual mereka, "katanya.

Diketahui Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun. Pemimpin gereja Katolik sedunia. 

Paus Fransiskus bernama asli Jorge Mario Bergoglio. Ia adalah Paus pertama dari Amerika Latin. Ia lahir di Buenos Aires pada 17 Desember 1936, putra dari imigran Italia. Ayahnya, Mario adalah seorang akuntan yang bekerja di perusahaan kereta api dan ibunya Regina Sivori adalah seorang istri yang berdedikasi untuk membesarkan kelima anak mereka.

Sebelum wafat, Paus Fransiskus diketahui mengalami pneumonia ganda yang memaksanya menjalani perawatan intensif selama lima minggu. Kondisi ini sempat memicu kekhawatiran serius di kalangan Vatikan dan umat Katolik

Selama masa pemulihan, dokter menyarankan agar Paus membatasi aktivitasnya secara drastis. Hal ini membuatnya tidak dapat memimpin Misa Pekan Suci dan Paskah secara penuh, meskipun ia tetap berusaha hadir dalam momen-momen penting, menunjukkan dedikasinya hingga akhir usia,"pungkasnya. (dzy)