Translate

Redaksi Tabuka News | 28 May 2023

Januari Hingga April Jumlah Kasus Malaria di Mimika Sebanyak 31.383 Kasus

Januari Hingga April Jumlah Kasus Malaria di Mimika Sebanyak 31.383 Kasus


Timika, TabukaNews.com - Jumlah kasus Malaria di Kabupaten Mimika  sejak Januari sampai April tahun 2023 mencapai 31.383 kasus.

Sementara untuk kasus Deman Berdarah Dengue (DBD) 1 Januari hingga Jumat (26/5/2023)   sebanyak  330 orang yang positif DBD.Dari 330 kasus tersebut,1 kasus DBD yang menyebabkan korbannya meninggal dunia yang terjadi di bulan Februari yang lalu.

Untuk kasus malaria di Kabupaten Mimika tersebar dibeberapa wilayah seperti Puskesmas Wania, Puskesmas Pasar Sentral,Bhintuka,  RSMM, Puskemas Timika, Puskesmas Karang Senang dan Puskesmas Timika Jaya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Reynold Rizal Ubra, saat menggelar konferensi pers di Hotel Horison Diana- Timika, Sabtu (27/5/2023) mengatakan bahwa ada tiga wilayah yang sangat tinggi kasus malaria di Kabupaten Mimika.

"Pasar Sentral,Wania itu kasus malarianya tinggi, DBD juga tinggi.Demikian juga di Bhintuka,"kata Reynold.

Ia menjelaskan di tiga daerah tersebut ada pasar tradisional dimana dimana orang orang melakukan aktivitas sangat padat padat  di sore hari dan pada subuh hari.

"Nyamuk Malaria itu gigit orang itu jam 18.00 Wit sore sampai jam 6.00 Wit pagi,"kata Reynold.

Selain itu di tiga daerah tersebut juga merupakan wilayah pertanian, selain itu lingkungan yang kotor dimana drainase tidak berfungsi dengan baik sehingga menyebabkan kubangan air yang banyak sehingga menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk.

Reynold menjelaskan bahwa nyamuk malaria menggigit pada malam hari, sementara nyamuk DBD  menggigit pada pagi ,siang sampai subuh hari.Nyamuk DBD  berada didalam rumah sedangkan nyamuk malaria berada diluar rumah.

"Sehingga triknya pengendalian vektor nyamuk di dalam dan diluar rumah harus sama.Jangan kita hanya menyemprot nyamuk dalam rumah saja di luar rumah juga harus diselesaikan,"kata Reynold.

Reynold menjelaskan bahwa data Riset Kesehatan Dasar (Rikesda) Kabupaten Mimika, 86 persen masyarakat Mimika telah melakukan 3 M (menutup,menguras dan mengubur) dalam rangka pencegahan terhadap nyamuk malaria dan DBD.

"Tetapi lebih banyak hanya disekitar rumah. Pot bunga, selokan itu tidak diselesaikan.

Kemudian tempat penampungan air juga harus dipikirkan karena sistem penampung air kita kebanyakan terbuka.Ditambah kaleng kaleng bekas, ban ban bekas itu harus dibersihkan"kata Reynold.

Tanggal 7 Juni mendatang pihaknya akan merilis kampung kampung di Mimika  yang  tempat reseptif vektor nyamuk  paling banyak.

"Tetapi secara keseluruhan angka bebas jentik nyamuk diatur oleh Kementerian Kesehatan itu dalam satu wilayah itu tidak boleh lebih dari 5 persen, di Mimika rata 75 persen artinya tempat perindukan nyamuk disemua wilayah  itu ada"kata Reynold.

Reynold mengatakan bahwa upaya pencegahan terhadap nyamuk malaria dan DBD terus dilakukan oleh pihak seperti  pembagian kelambu secara masal kepada warga, pelaksanaan Penyemprotan dinding rumah (IRS) dan pembagian bubuk abate untuk pemberantas jentik nyamuk.

"Pengasapan atau foging yang sudah dilakukan itu hanya untuk membunuh nyamuk dewasa tetapi tergantung kecepatan angin dan juga curah hujan. Belakang ini curah hujan tinggi dan angin pun tinggi.sehingga ada kemungkinan nyamuk dewasa tidak akan musnah"kata Reynold. (Celo)